Post Page Advertisement [Top]

Nikontelephotozooms.com Pavel Durov, bos Telegram kembali melanda WhatsApp dengan berkata platform itu dapat diakses oleh hacker. Tetapi bukan kali ini saja laki- laki 38 tahun itu menyindir WhatsApp.

Misalnya dini Januari 2021 kemudian, Durov mengomentari kebijakan pribadi WhatsApp. Baginya banyak orang yang marah dengan kebijakan itu, ialah mewajibkan seluruh informasi individu ke mesin iklan kepunyaan Facebook.

" Tidak mengherankan bila pengguna bergeser dari WhatsApp ke Telegram, yang telah berlangsung sebagian tahun, saat ini terus menjadi kilat," kata ia kala itu.

Ia pula menyebut Facebook memiliki kementerian spesial mencari ketahui mengapa Telegram begitu terkenal. Durov berkata hendak dengan bahagia hari memberikan rahasianya, ialah menghormati pengguna.

Tidak hanya itu, Durov berkata sebab WhatsApp tidak dapat bersaing dengan Telegram hingga aplikasi itu bergeser ke pemasaran terselubung.

" Editor Wikipedia baru- baru ini menguak sebagian bot berbayar yang meningkatkan data bias ke dalam postingan WhatsApp di Wikipedia. Kami pula mengalami bot yang menyebar data tidak akurat tentang Telegram di media sosial," terangnya.

Soal kebijakan pribadi WhatsApp, Telegram pula menjajaki bosnya melancarkan sindiran pada rivalnya itu. Telegram sempat mengunggah suatu Gif sebagian orang yang bawa peti mati serta ditempelkan persetujuan pemakaian atas ketentuan tersebut.

Telegram pula mendesak pengguna uninstall WhatsApp serta berkata mereka dapat memperoleh yang terbaik. Tetapi tidak menarangkan apa yang diartikan yang terbaik untuk Telegram.

" Tidak, itu kurang baik buat area. Sederhananya cuma uninstall serta lanjutkan hidupkan Kamu. Semacam mantan Kamu, tidak lumayan baik buat Anda- Anda berhak memperoleh yang terbaik," tulis Telegram.

WhatsApp pula terseret dalam permasalahan peretasan ponsel owner Amazon, Jeff Bezos. Durov dengan kilat mengomentari permasalahan itu, walaupun Facebook menyalahkan sistem pembedahan Apple.

" Kerentanan video korup WhatsApp muncul tidak cuma di iOS, namun pula di Android serta apalagi fitur Windows Phone. Maksudnya, di seluruh fitur seluler di mana WhatsApp terpasang," tulis Durov dalam posting web bertajuk Why Using WhatsApp Is Dangerous, semacam dikutip dari Gadget 360.

Ia kembali menyanjung platform miliknya. Baginya bila Bezos memakai Telegram, ia tidak hendak terdapat dalam permasalahan.

" Kesalahan keamanan ini tidak terdapat di aplikasi chat lain di iOS. Seandainya Jeff Bezos mengandalkan Telegram alih- alih WhatsApp, ia tidak hendak diperas oleh orang- orang yang membahayakan komunikasinya," jelasnya.

Terkini, Durov melanda WhatsApp dengan berkata HP pengguna WhatsApp bisa disusupi oleh hacker. Baginya ini nampak dikala permasalahan keamanan yang dibeberkan WhatsApp minggu kemudian, di mana peretas bisa mengendalikan ponsel dengan mengirimi video beresiko ataupun mengawali video call.

Permasalahan itu, ia berkata tidak dapat dituntaskan cuma dengan memperbarui WhatsApp ke tipe terbarunya." Kamu bisa jadi berpikir Ya namun bila aku memperbaru WhatsApp ke tipe terkini, aku nyaman kan? Tidak sangat," ucapnya.

Ia menekankan unggahannya bukan buat mengajak orang bergeser ke Telegram. Tetapi merupakan supaya orang- orang menghindari WhatsApp, yang disebutnya selaku perlengkapan pengawas sepanjang 13 tahun terakhir.

" Kamu dapat memakai aplikasi perpesanan apapun yang Kamu suka, tetapi hindari WhatsApp, sehabis jadi perlengkapan pengawasan sepanjang 13 tahun," jelasnya.

Tetapi klaim ini dibantah oleh Head of WhatsApp, Wil Cathcart. Ia berkata tidak yakin klaim itu serta merasa lumayan pilu dengan triknya yang dikatakan dengan memakai disinformasi buat tingkatkan perkembangan.

" Aku pula tidak yakin sedetik juga Pavel membuat klaim ini tidak terdapat atensi meningkatkan aplikasinya. Sangat pilu memandang Telegram berupaya serta memakai disinformasi selaku taktik buat tingkatkan perkembangan," jelasnya, dari akun Twitternya.

Cathcart membenarkan dirinya pula tidak hendak memakai Telegram. Karena platform itu tidak memakai end- to- end encryption semacam WhatsApp.

Selaku data, end- to- end encryption merupakan sistem yang membuat pesan tidak dapat dilihat orang banyak tercantum platformnya. Tetapi cuma dapat dilihat oleh penerima serta pengirim pesan.

Tanpa end- to- end encryption, ia berkata Telegram memegang kopian pesan penggunanya. Perihal seperti itu yang buatnya sangat takut.

" Aku tidak hendak memakai Telegran buat perihal individu. Tidak semacam WhatsApp, Telegram tidak memiliki end- to- end encryption serta tidak terdapat metode buat mengaktifkannya buat tim," tulis Cathcart. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]